(Tulisan ini gak berlaku untuk orang kaya)
Seperti kita tahu ada banyak cara memiliki tempat tinggal, selain beli apartemen, beli rumah yg sudah jadi (baik di perumahan atau di pemukiman biasa) yg paling gampang adalah menikah dengan anak tuan tanah (otomatis dibikinin mertua😁.)
Tapi cara cara diatas beberapa berujung gak puas karena beberapa bagian rumah gak merespon anatomi tubuh kita sebagai penghuni.
Maka beberapa orang memilih membangun sendiri rumahnya dari beli lahan ( bisa juga dikasih mertua atau orang tua)
Maka dimulailah rencana membangun rumah dari liat liat di internet sampai tanya tanya pemborong, riset harga material dan lainya,
Lalu kenapa banyak orang mengeluh kehabisan uang diakhir sampai banyak terjadi rumah yg gak diselesaikan atau jadinya pemilik hutang sana sini untuk menyelesaikan.
Beberapa hari lalu saya ketemu pemborong dari kampung sebelah dan saya tanya tanya tentang fenomena rumah Unfinish di kampung kami.
(Padahal sebelumnya sudah di hitung dgn baik cermat dan teliti)
Ternyata penyebabnya adalah
1. riset yg terlalu lama hingga harga sudah gak up to date saat dibeli.
2. Godaan menggunakan material yg gak ada di budget (biasanya saat liat lagi iklan di internet, bisik bisik tetangga atau ada sales yg datang)
3. Nah yg nomor ini adalah penyebab terbanyak rumah Unfinish atau jadi tapi diluar budget yg disediakan. Karena kebanyakan orang bertanya ke orang baik yg ingin kamu punya rumah.
Biasany pertanyaan nya seperti ini "cukupkah uang saya segini buat bikin rumah ukuran 10x10" si Pemborong yg masih saudara jauh dari kamu bilang "cukup" padahal jawabannya hanya untuk membuat kamu percaya diri punya rumah sendiri. Si tukang gak terlalu pusing kalo ditengah jalan uangmu gak cukup karena tinggal stop dulu progres nya.
Sarannya adalah:
untuk nomor satu belilah nyicil material yg tahan simpan dan gak makan tempat, misalnya genteng, bata, batu (tiga material ini bisa disimpan outdoor), kusen (bisa dititip dirumah mertua dulu)
Untuk nomor dua katakan tidak pada sales atau siapapun yg merekomendasikan material baru kecuali lebih ekonomis (bukan lebih murah ya)
(Padahal sebelumnya sudah di hitung dgn baik cermat dan teliti)
Ternyata penyebabnya adalah
1. riset yg terlalu lama hingga harga sudah gak up to date saat dibeli.
2. Godaan menggunakan material yg gak ada di budget (biasanya saat liat lagi iklan di internet, bisik bisik tetangga atau ada sales yg datang)
3. Nah yg nomor ini adalah penyebab terbanyak rumah Unfinish atau jadi tapi diluar budget yg disediakan. Karena kebanyakan orang bertanya ke orang baik yg ingin kamu punya rumah.
Biasany pertanyaan nya seperti ini "cukupkah uang saya segini buat bikin rumah ukuran 10x10" si Pemborong yg masih saudara jauh dari kamu bilang "cukup" padahal jawabannya hanya untuk membuat kamu percaya diri punya rumah sendiri. Si tukang gak terlalu pusing kalo ditengah jalan uangmu gak cukup karena tinggal stop dulu progres nya.
Sarannya adalah:
untuk nomor satu belilah nyicil material yg tahan simpan dan gak makan tempat, misalnya genteng, bata, batu (tiga material ini bisa disimpan outdoor), kusen (bisa dititip dirumah mertua dulu)
Untuk nomor dua katakan tidak pada sales atau siapapun yg merekomendasikan material baru kecuali lebih ekonomis (bukan lebih murah ya)
Yg terakhir: katakan bahwa kamu ingin jawaban yg jujur saat nanya ke orang tentang budget yg harus dimiliki saat mau bikin rumah( bukan jawaban asal kamu bahagia)
Gitu dulu yah
Catatan Diambil dari ngobrolan sama mamang tukang yg dulu membangun rumah adiku
Sayangnya saya lupa Namanya
Catatan Diambil dari ngobrolan sama mamang tukang yg dulu membangun rumah adiku
Sayangnya saya lupa Namanya
Kenapa orang kalo bikin rumah selalu pusing menjelang finishing?
(Tulisan ini gak berlaku untuk orang kaya)
Seperti kita tahu ada banyak cara memiliki tempat tinggal, selain beli apartemen, beli rumah yg sudah jadi (baik di perumahan atau di pemukiman biasa) yg paling gampang adalah menikah dengan anak tuan tanah (otomatis dibikinin mertua😁.)
Tapi cara cara diatas beberapa berujung gak puas karena beberapa bagian rumah gak merespon anatomi tubuh kita sebagai penghuni.
Maka beberapa orang memilih membangun sendiri rumahnya dari beli lahan ( bisa juga dikasih mertua atau orang tua)
Maka dimulailah rencana membangun rumah dari liat liat di internet sampai tanya tanya pemborong, riset harga material dan lainya,
Lalu kenapa banyak orang mengeluh kehabisan uang diakhir sampai banyak terjadi rumah yg gak diselesaikan atau jadinya pemilik hutang sana sini untuk menyelesaikan.
(Tulisan ini gak berlaku untuk orang kaya)
Seperti kita tahu ada banyak cara memiliki tempat tinggal, selain beli apartemen, beli rumah yg sudah jadi (baik di perumahan atau di pemukiman biasa) yg paling gampang adalah menikah dengan anak tuan tanah (otomatis dibikinin mertua😁.)
Tapi cara cara diatas beberapa berujung gak puas karena beberapa bagian rumah gak merespon anatomi tubuh kita sebagai penghuni.
Maka beberapa orang memilih membangun sendiri rumahnya dari beli lahan ( bisa juga dikasih mertua atau orang tua)
Maka dimulailah rencana membangun rumah dari liat liat di internet sampai tanya tanya pemborong, riset harga material dan lainya,
Lalu kenapa banyak orang mengeluh kehabisan uang diakhir sampai banyak terjadi rumah yg gak diselesaikan atau jadinya pemilik hutang sana sini untuk menyelesaikan.
Beberapa hari lalu saya ketemu pemborong dari kampung sebelah dan saya tanya tanya tentang fenomena rumah Unfinish di kampung kami.
(Padahal sebelumnya sudah di hitung dgn baik cermat dan teliti)
Ternyata penyebabnya adalah
1. riset yg terlalu lama hingga harga sudah gak up to date saat dibeli.
2. Godaan menggunakan material yg gak ada di budget (biasanya saat liat lagi iklan di internet, bisik bisik tetangga atau ada sales yg datang)
3. Nah yg nomor ini adalah penyebab terbanyak rumah Unfinish atau jadi tapi diluar budget yg disediakan. Karena kebanyakan orang bertanya ke orang baik yg ingin kamu punya rumah.
Biasany pertanyaan nya seperti ini "cukupkah uang saya segini buat bikin rumah ukuran 10x10" si Pemborong yg masih saudara jauh dari kamu bilang "cukup" padahal jawabannya hanya untuk membuat kamu percaya diri punya rumah sendiri. Si tukang gak terlalu pusing kalo ditengah jalan uangmu gak cukup karena tinggal stop dulu progres nya.
Sarannya adalah:
untuk nomor satu belilah nyicil material yg tahan simpan dan gak makan tempat, misalnya genteng, bata, batu (tiga material ini bisa disimpan outdoor), kusen (bisa dititip dirumah mertua dulu)
Untuk nomor dua katakan tidak pada sales atau siapapun yg merekomendasikan material baru kecuali lebih ekonomis (bukan lebih murah ya)
(Padahal sebelumnya sudah di hitung dgn baik cermat dan teliti)
Ternyata penyebabnya adalah
1. riset yg terlalu lama hingga harga sudah gak up to date saat dibeli.
2. Godaan menggunakan material yg gak ada di budget (biasanya saat liat lagi iklan di internet, bisik bisik tetangga atau ada sales yg datang)
3. Nah yg nomor ini adalah penyebab terbanyak rumah Unfinish atau jadi tapi diluar budget yg disediakan. Karena kebanyakan orang bertanya ke orang baik yg ingin kamu punya rumah.
Biasany pertanyaan nya seperti ini "cukupkah uang saya segini buat bikin rumah ukuran 10x10" si Pemborong yg masih saudara jauh dari kamu bilang "cukup" padahal jawabannya hanya untuk membuat kamu percaya diri punya rumah sendiri. Si tukang gak terlalu pusing kalo ditengah jalan uangmu gak cukup karena tinggal stop dulu progres nya.
Sarannya adalah:
untuk nomor satu belilah nyicil material yg tahan simpan dan gak makan tempat, misalnya genteng, bata, batu (tiga material ini bisa disimpan outdoor), kusen (bisa dititip dirumah mertua dulu)
Untuk nomor dua katakan tidak pada sales atau siapapun yg merekomendasikan material baru kecuali lebih ekonomis (bukan lebih murah ya)
Yg terakhir: katakan bahwa kamu ingin jawaban yg jujur saat nanya ke orang tentang budget yg harus dimiliki saat mau bikin rumah( bukan jawaban asal kamu bahagia)
Gitu dulu yah
Catatan Diambil dari ngobrolan sama mamang tukang yg dulu membangun rumah adiku
Sayangnya saya lupa Namanya
Catatan Diambil dari ngobrolan sama mamang tukang yg dulu membangun rumah adiku
Sayangnya saya lupa Namanya
No comments:
Post a Comment