sebenarnya mereka datang untuk museum genteng Jatiwangi yang kami buat, t
Museum genteng dimulai setelah saya melihat sendiri
dirobohkannya cerobong asap PG Taufik, dan diatas lahannya akan segera dibangun
sebuah pabrik garment . Tidak hanya menonton tapi juga saya sempat membuat
video peristiwa itu.
Sejak saat itu saya jadi membayangkan bagaimana jika semua
cerobong asap yg ada di Jatiwangi semuanya hilang dirobohkan. Dan satu persatu
jebor disini tutup karena ditinggal pekerjanya yg lebih memilih bekerja garmen
atau pabrik besar lain yang datang ke Majalengka.
Bertepatan dengan tahun tanah di JAF, saya mendapat masukan dari
beberapa teman untuk membuat museum genteng Jatiwangi, yang mencatat asal usul
genteng di Jatiwangi dan mencatat cerita cerita dibalik aktivitas pergentengan
di Jatiwangi, sambil berharap museum genteng yg digagas menjadi wahana untuk
membangun masa depan pertanahan di Jatiwangi. Saat ini pembangunannya sedang
berlangsung dan bertempat di Jembar Waterpark
Semetara jumlah jebor di Jatiwangi mulai berkurang diantara
penyebabnya adalah kurangnya minat warga untuk bekerja di jebor, karena
sepertinya bekerja garmen terlihat lebih menguntungkan dan lebih keren. Sementara
pengusaha seperti tak berdaya (tak berupaya )untuk melakukan apapun untuk
memperbaiki diri supaya jebor nya bisa tampil sehebat garmen yang saat ini jadi
tetanggannya.
api akhirnya mereka masuk ke pabrik utk melihat dari dekat bagaimana kami membuat genteng. sambil tanya tanya harga genteng mulai dari harga palentong morando sampai harga genteng yg sudah di glasir.awalnya dikira genteng cat. Mereka jalan jalan di pabrik genteng Jatiwangi dari mulai penyimpanan tanah sampai pembuatan dan pembakaran genteng,Harga GENTENG JATIWANGI juga meraka bertanya bagaimana genteng dijual sampai akhirnya genteng sampai ke pembeli.genteng murah Jatiwangi.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete